Shallom ...
Bapak/ibu pasti sedang mengalami situasi ini :
Anak-anak asyik sendiri dengan games dan gadget nya. Selepas kerja pun ayah dan ibu masih saja dengan handphone nya. Tak ada waktu lagi untuk bisa diskusi dan bercengkrama dengan keluarga. Di meja makan sekalipun, masing-masing hanya terdiam dengan handphonenya. Sebenarnya ini KEMAJUAN atau KEMUNDURAN?
Bulan kita Suci 2017 pada pertemuan pertama dan kedua, jelas mengupas tuntas permasalahan ini. Pas sekali dengan apa yang kita alami hari ini.
Dipimpin oleh ibu Rita dari seksi liturgi, pertemuan mengambil tempat di rumah ibu Wati/Bp. Prast di Kemang lima.
Acara dimulai pukul 19.30 WIB. Dihadiri oleh 13 orang warga lingkungan Maria Regina yang selalu setia dan tidak bosan-bosannya guyub dalam kasih Tuhan.
Pertemuan ini menggabungkan 2 topik , yakni :
1. Kabar gembira dan teknology
2. Kabar gembira berhadapan dengan Materialisme
Acara dimulai dengan nyanyian pembuka, mengacu kepada buku panduan yang diterbitkan oleh Gereja.
Tema 1 : Kabar gembira dan Teknology
Sesi sharing pun dimulai. Beberapa warga kita mempunyai cerita yang sama , permasalahan yang sama dengan apa yang dialami oleh anak-anak sekarang yang cenderung lebih cuek dengan lingkungannya.
Budaya saling menyapa, salam dan senyum sudah mulai pudar diwajah anak-anak kita sekarang. Disisi lain, bapak/ibu juga berbagai cerita bagaimana ketegasan dan komitment dalam keluarga agar pada saat tertentu, semua anggota keluarga tanpa gadget. Ke Gereja tanpa gadget, makan malam tanpa gadget dll.
Bapak Prananto juga menjelaskan dengan sangat baik, teknology ibarat pisau yang bisa digunakan untuk kebaikan, juga untuk sesuatu yang tidak baik. Kembali kepada pribadi dan kesadaran masing-masing. Dibutuhkan komitment yang kuat dari orang tua serta ketegasan. Dan jangan lupa orangtua memberikan contoh kepada anak, jangan sebaliknya.
Ibu Donna memberikan masukkan yang sangat baik, bagaimana semua teknologi seharusnya didasarkan atas kemuliaan Tuhan, mengutip kisah dari alkitab bahwa semua tubuh kita adalah diciptakan Tuhan untuk memuliakan Tuhan, Jika kita tidak menggunakan tubuh kita untuk memuliakan Tuhan, maka Tuhan akan mengambilnya.
Sebagai umat beriman, kita hendaknya menggunakan teknology , memilih secara bijaksana apa yang dikehendaki oleh Tuhan demi keselamatan kita. Kita hendaknya menggunakan teknology secara bijaksana agar kita mampu bersaksi di tengah-tengah gaya hidup modern dengan menghadirkan nilai-nilai Injili.
Tema 2 : Kabar Gembira berhadapan dengan materialisme
Suatu kesaksian yang sangat menarik dari sesepuh kita Bp. Budiyanto perihal bagaimana kita sebaiknya menghadapi problema duniawi, materialistis sekarang ini.
Bapak Budiyanto mengingatkan kita 3 hal dalam mengikuti Kristus : Memikul salib, menyangkal diri, dan berbuat baik.
TEORI KE-MELEKATAN.
Teori ini menjelaskan jika kita terlalu melekat dengan hal-hal duniawi, apakah itu uang, mobil, hobby dsb suatu saat kita akan kecewa dan sedih. Menjadi pengikut kristus seharusnya jauh dari hal-hal duniawi dan tidak melekat dengan semua itu.
Penggunaan Handphone unutk WA misalnya :
Berapa group WA dalam handphone bapak ibu? ada 10-20 group dsb?. Jika kita sharing gambar atau apapun dengan 20 group, waktu yang kita butuhkan habis untuk hal-hal seperti itu yang notabine tidak produktif, dan itu diulang-ulang terus setiap harinya.
Perjumpaan itu sangat lah penting, setiap penjumpaan akan menghasilkan perubahan. Teman kita yang sedang sakit disana pasti akan senang menerima pesan WA dari kita " semoga cepat sembuh, dan Tuhan memberkati". Tapi akan lebih senang lagi jika kita berjumpa dan bertatap mata dengan dia.
Percayalah Tuhan Yesus Maha Besar. Perkembangan teknology dan perubahan yang terjadi saat ini, pasti akan diikuti oleh perubahan perubahan lain yang berasal dari Tuhan Yesus.
Terbukti : Alkisah dalam kitab suci tanah Sinear (bangsa Babel) dengan kecanggihan teknology dan perubahan besar yang dia miliki, membangun menara setinggi langit pun akan luluh lantak oleh kebesaran Tuhan. Kej 11:1-9 ... " Baiklah kita turun dan mengacaubalaukan di sana bahasa mereka, sehingga mereka tidak mengerti lagi bahasa masing-masing". Perubahan lain pun terjadi ...
Sharing dari Ibu Winda juga mengingatkan kita tentang bagaimana kita melihat pesan-pesan jiwa (spirit) dari orangtua kita terhadap anak-anaknya. Untuk pesan-pesan jiwa yang sifatnya duniawi, akan membuat orang sulit untuk meninggalkan dunia, karena kemelekatan dan ke- terikatan yang sangat besar.
Kita tidak boleh berpikir dan bertindak seperti orang kaya bodoh yang menimbun kekayaannya bagi kesenangan sendiri tanpa sedikitpun memikirkan Allah, sesama, dan pengadilan bagi dirinya di akhir zaman. Harta melimpah tidak bisa menjamin kemananan dan kedamaian kebahagiaan hidup. Sebab jaminan hidup itu ada pada Allah. Harta dan kekayaan itu anugerha dari Allah yang tidak boleh dinikmati sendiri. Kita diminta untuk berbagi dengan orang misakin, menderita dan tersisih.Demi mewujudkan masyaratkat yang adil dan semakin beradab.
No comments:
Post a Comment